Kota Mungkid - Dalam komunikasi baik itu komunikasi bisnis, sosial, bahkan komunikasi politik, termasuk didalamnya penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (pilkada) sekalipun, strategi branding mutlak dibutuhkan, agar pesan yang ingin disampaikan dari sebuah aktivasi atau kegiatan dapat diketahui dan diterima masyarakat, bahkan gaungnya menggelegar.
Hal itu disampaikan Edy SR, Praktisi Komunikasi dan Strategi Branding, salah seorang narasumber dalam forum Bimbingan Teknis (Bimtek) Penguatan Kelembagaan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Magelang, Jumat-Minggu, 15-17 September 2017, di Hotel The Cangkringan, Yogyakarta. Acara yang diikuti seluruh karyawan-karyawati KPU Kabupaten Magelang, juga menghadirkan narasumber lain, Pulung Tri Anggoro, Widyaiswara BPK.
Dijelaskan Edy, strategi branding tidak melulu hanya untuk komunikasi bisnis semata atau hanya untuk kepentingan komersial saja. Dalam pilkada atau pemilu, saat proses tahapan kampanye dilaksanakan, pesan-pesan yang ingin disampaikan tentu tidak lahir begitu saja, ia perlu sentuhan strategi branding.
“Pesan bukan hanya sekedar plesetan ungkapan yang sedang populer, misalnya karena kebetulan pendukung salah satu kandidat pilkada banyak pendukungnya lalu menggunakan materi iklan rokok asyiknya rame-rame, tetapi pesan sejatinya adalah refleksi nilai (value) yang melatarbelakangi,” papar pria yang juga mantan staf pengajar di Fisipol UGM ini.
Sebagus apapun pesan yang ingin disampaikan, jika dalam tahapan penyampaiannya sudah membosankan, pasti akan cepat dilupakan dan jangan berharap publik masih mau menunggu nilai-nilai tersebut dibuktikan. ”Untuk proses ini memang diperlukan aktivasi yang menggoda, sehingga menarik orang untuk menyimak.” imbuhnya.
Membangun tim yang solid
Hal itu disampaikan Edy SR, Praktisi Komunikasi dan Strategi Branding, salah seorang narasumber dalam forum Bimbingan Teknis (Bimtek) Penguatan Kelembagaan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Magelang, Jumat-Minggu, 15-17 September 2017, di Hotel The Cangkringan, Yogyakarta. Acara yang diikuti seluruh karyawan-karyawati KPU Kabupaten Magelang, juga menghadirkan narasumber lain, Pulung Tri Anggoro, Widyaiswara BPK.
Dijelaskan Edy, strategi branding tidak melulu hanya untuk komunikasi bisnis semata atau hanya untuk kepentingan komersial saja. Dalam pilkada atau pemilu, saat proses tahapan kampanye dilaksanakan, pesan-pesan yang ingin disampaikan tentu tidak lahir begitu saja, ia perlu sentuhan strategi branding.
“Pesan bukan hanya sekedar plesetan ungkapan yang sedang populer, misalnya karena kebetulan pendukung salah satu kandidat pilkada banyak pendukungnya lalu menggunakan materi iklan rokok asyiknya rame-rame, tetapi pesan sejatinya adalah refleksi nilai (value) yang melatarbelakangi,” papar pria yang juga mantan staf pengajar di Fisipol UGM ini.
Sebagus apapun pesan yang ingin disampaikan, jika dalam tahapan penyampaiannya sudah membosankan, pasti akan cepat dilupakan dan jangan berharap publik masih mau menunggu nilai-nilai tersebut dibuktikan. ”Untuk proses ini memang diperlukan aktivasi yang menggoda, sehingga menarik orang untuk menyimak.” imbuhnya.
Membangun tim yang solid
Dalam kesempatan yang sama, Pulung Trianggoro, mengatakan untuk membangun sebuah tim kerja yang solid dalam sebuah lembaga seperti halnya KPU, perlu cara yang tepat untuk membentuknya.
“Caranya adalah melalui pemahaman diri, pemahaman terhadap orang lain dan terakhir gabungan pemahaman terhadap diri dan oranglain,” katanya.
Sumber : KPU.go.id